Berkuliah dengan Anak: Uni mit Kind in Dresden
Apakah kamu berencana kuliah di Dresden dan sekaligus juga berencana untuk program memiliki baby? Kenapa tidak? Jika dibayangkan di awal, memang sepertinya bukan hal yang mudah. Namun jika dijalankan sesuai dengan perencanaan yang matang dan doa yang kuat, tentu hal tersebut bukanlah hal yang mustahil 😉
Memulai keluarga maupun melahirkan atau membesarkan anak di negara asing tentu memiliki tantangan tersendiri, bergantung dari kekuatan diri kita sebagai individu dan juga sebagai tim dengan pasangan. Jauh dari keluarga besar, menuntut kita untuk mandiri. Namun banyak hal positif yang juga bisa kita dapatkan. Pertama, melatih kerja sama dan kekompakan dengan pasangan. Bukan hal yang aneh jika pria membantu pekerjaan rumah tangga atau mengasuh anak, dan sebaliknya wanita membantu mencari nafkah dengan bekerja part time. Kedua, supporting system yang baik dan terintegrasi dari pemerintah perihal pengasuhan anak selama orang tua bekerja atau berkuliah. Baik day care maupun pengasuh anak dikoordinasi secara terpusat oleh pemerintah. Hal ini tentunya sangat baik dari sisi controlling. Fasilitas day care tersebar secara merata di seluruh kota. Bahkan orang tua dapat mengajukan keringanan biaya. Untuk mahasiswa, biasanya dapat mengajukan keringan sepenuhnya alias gratis (tentu saja itu bergantung sesuai dengan besar pendapatan/beasiswa). Ketiga, schedule yang relatif lebih fleksibel (dibandingkan dengan orang yang bekerja 9 to 5) serta infrastruktur kota yang maju, terutama untuk bidang transportasi publik. Loh apa hubungannya ya transportasi publik dan anak? Oh jelas ada hubungannya! Transportasi publik yang maju membuat orang tua dengan lebih mudah mewujudkan work-life balance sehingga lebih banyak waktu dapat didedikasikan untuk mengasuh dan bermain dengan anak .
Berbicara mengenai Kota Dresden, ada beberapa hal yang menjadi nilai tambah kota Dresden sebagai kota yang cocok untuk kuliah dan berkeluarga. Dresden merupakan salah satu kota dengan tingkat kelahiran anak tertinggi di Jerman. Dresden memiliki julukan sebagai “Geburtenhaupstadt Deutschlands” atau ibu kota untuk urusan tingkat kelahiran di Jerman. Sekitar 74.000 penduduk kota Jerman berusia di bawah 18 tahun. Pemerintah kota Dresden menawarkan berbagai bentuk dukungan dan nasihat untuk memungkinkan keluarga muda dapat secara optimal membesarkan anak-anak mereka. Fasilitas-fasilitas seperti day care dan taman bermain untuk anak-anak pun jumlahnya lebih banyak dibandingkan dengan kota-kota lain. Selain itu, lingkungan dan fasilitas kampus di Dresden sangat pro dengan anak-anak, salah satunya dengan adanya program Campusbüro Uni mit Kind.
Campusbüro Uni mit Kind
Sejak tahun 2009, TU Dresden dan HTW, bekerja sama dengan studentenwerk untuk membentuk Campusbüro “Uni mit Kind” yang berlokasi di George-Bähr-Str. 1b, 01069 Dresden. Organisasi ini membantu mahasiswa baik sebagai pusat informasi, advisory dan juga pusat kegiatan-kegiatan mahasiswa merangkap orang tua seperti kursus dan seminar. Informasi lengkap mengenai fasilitas yang ditawarkan dapat ditemui pada laman http://kinder.studentenwerk-dresden.de/ . Fasilitas-fasilitas tersebut antara lain:
- Tempat penitipan anak (Day care)
Salah satu keuntungan dari orang tua merangkap mahasiswa di kota Dresden adalah tempat penitipan anak khusus bagi mahasiswa. Bagi mahasiswa yang melahirkan anak di Kota Dresden, tentu saja ini merupakan keuntungan yang sangat berarti sebab kita tidak perlu menunggu waiting list yang terlalu lama dan anak bisa diterima dari sejak usia tiga bulan (Day care yang dikelola pemerintah biasanya membutuhkan waiting list hingga 1 tahun!). Salah satu keuntungan lainnya adalah interaksi dengan sesama orangtua yang juga adalah mahasiswa. Caretaker dan pengurus day care pun lebih dapat menyesuaikan dengan kondisi kita sebagai mahasiswa. Terdapat tiga day care yang difasilitasi oleh TU Dresden: MiniForsher, SpielWerk dan CampusNest.
KITA-Miniforsher diperuntukan bagi anak-anak dari usia mulai 3 bulan hingga usia 3 tahun. Bagi mahasiswa yang dikejar target untuk segera menyelesaikan studi-nya disarankan sebaiknya mendaftar di Kita Miniforsher. Day care ini menerima bayi dari usia tiga bulan. KITA-Spielwerk diperuntukan untuk anak dengan usia lebih besar (1 tahun) hingga sebelum masuk sekolah. Sementara CampusNest merupakan tempat penitipan anak yang sifatnya sementara. Bagi orang tua yang tidak memiliki jadwal kesibukan atau perkuliahan harian, dan hanya perlu menitipkan anak sesekali dapat menggunakan fasilitas ini. Untuk CampusNest, harganya lebih mahal sebab biaya-nya per jam dan tidak dapat dibayar dengan keringanan atau tunjangan dari pemerintah.
Pendaftaran day care yang difasilitasi oleh studentenwerk ini dapat dilakukan dengan dua tahap. Pertama, pendaftaran dan pembuatan kontrak di kantor studentenwerk (Fritz-Löffler-Str. 18, 01069 Dresden). Informasi lengkap mengenai pendaftaran day care yang disediakan oleh studentenwerk dapat ditemukan di link: http://www.studentenwerk-dresden.de/soziales/kita.html
Kedua, pendaftaran keringanan biaya untuk membayar day care di kantor pemerintah yang dikenal dengan istilah Ermäßigung des Elternbeitrages. Mahasiswa dapat mengajukan pembebasan biaya ini di Jugendamt – Rathaus (Dr. Külz Ring 19, 01067 Dresden). Informasi lengkap mengenai Ermäßigung des Elternbeitrages dapat ditemukan di link: https://www.dresden.de/de/leben/kinder/tagesbetreuung/Elternbeitraege.php
Satu tips penting terkait day care ini adalah usahakan untuk membiasakan anak bersosialisasi dengan banyak orang asing (selain yang biasa ditemui di rumah) dari usia sedini mungkin, terutama dengan orang-orang native jerman. Hal ini penting untuk proses eingewohnung (adaptasi), apalagi untuk rekan-rekan yang dikejar deadline beasiswa untuk lulus cepat. Proses eingewohnung ini berkisar dari 1 minggu hingga 3 bulan, atau bahkan 6 bulan. Kriteria utamanya adalah kesiapan anak yang tentunya dipengaruhi oleh kemandirian dan terbiasanya diasuh dengan orang lain. Indikatornya: menangis! Untuk membiasakan anak dengan lingkungan asing selain rumah dapat dilakukan dengan mengajak jalan-jalan rutin di luar atau dengan membawanya ke pertemuan-pertemuan bayi, seperti kelas pijat dan senam bayi.
- Kursus, seminar dan sharing session
Program Uni mit Kind menawarkan berbagai kursus, seminar parenting, coffee/sharing session antara sesama mahasiswa-mahasiswi yang memiliki anak. Kursus tersebut diantaranya adalah:
- Kelas Yoga untuk kehamilan
- Kelas pijat bayi (Baby massage)
- Kelas Baby sign language
- Kelas music untuk bayi dan balita
Informasi selengkapnya dapat ditemui di link http://kinder.studentenwerk-dresden.de/kursprogramm/kursangebote.html
- Kinderflohmarkt
Kinderflohmarkt TU Dresden dilaksanakan dua kali dalam setahun, yaitu setiap bulan april dan oktober. Untuk tanggal pastinya dapat dilihat di web campusbüro Uni mit Kind. Di flee market ini mahasiswa dapat menemukan berbagai pakaian, perlengkapan dan mainan anak.
- Pregnancy financial aid dan Tunjangan anak
Campusbüro Uni mit Kind memberikan bantuan kehamilan bagi mahasiswi sebesar 200 euro dan 25 voucher mensa gratis. Bantuan ini diberikan bagi pelajar dengan pendapatan dibawah 670 € (untuk single) atau 1340 € (untuk pasangan). Berikut adalah link yang menjelaskan tentang syarat dan bentuk tunjangannya: http://kinder.studentenwerk-dresden.de/schwangerenbeihilfe.html
Berdasarkan pengalaman penulis, terdapat beberapa hal yang perlu menjadi pertimbangan agar kegiatan akademik dan perkembangan anak dapat berjalan dengan baik dan selaras, yaitu terkait dengan financial planning dan time management. Keuangan menjadi hal penting yang harus direncanakan sebelum memutuskan berkuliah sekaligus memiliki anak. Apalagi bagi mahasiswa merangkap orang tua yang sebagian besar waktu dihabiskan untuk kegiatan perkuliahan, mengerjakan tugas dan mengurus keluarga. Untuk tunjangan yang bersifat berkala, beberapa pemberi beasiswa seperti DAAD dan LPDP memberikan tunjangan anak setiap bulannya bagi penerima beasiswa. Pengelolaan waktu juga menjadi hal penting yang harus direncanakan dengan matang sebelumnya. Baby program dapat “diimplementasikan” setelah melalui semester-semester perkuliahan atau dengan mengambil beban credits lebih banyak pada saat “baby on the way”. Dalam arti mengambil beban kuliah yang banyak saat kehamilan, sehingga setelah melahirkan adaptasi dapat dilakukan dengan waktu yang lebih fleksibel. Namun, tidak perlu terlalu khawatir karena pengalaman setiap orang berbeda dan kenyataan membuktikan bahwa banyak ibu-ibu di Dresden yang berhasil, baik studi dan keluarga, terlepas dari academic scheduling-nya. Dengan keikhlasan, kerjasama, keberuntungan, semangat perjuangan dan doa, anak dan keluarga bukan menjadi hambatan; mereka dapat menjadi motivator dan supporting system terhebat!
Tentang penulis
Louise D. Maryonoputri (27 tahun) baru saja menyelesaikan studi S2 untuk program Master of Hydro Science and Engineering di Technische Universität Dresden dengan program beasiswa DAAD Sustainable Water Management (DAAD NaWaM), dengan suami yang juga menjalankan studi S2 di kota Stuttgart (sekitar 7-8 jam dari Dresden dengan bus). Mereka berangan-angan untuk memulai keluarga dan memiliki anak ketika mereka berdua nantinya melangsungkan studi S2. Long distance marriage dan solo parenting merupakan tantangan tersendiri untuk mewujudkan angan-angan mereka, things dont always go as planned, but life is supposed to be adventurous, isn’t it? 🙂
2 Responses
artikel menarik…smg menjadi inspirasi para prempuan utk lanjut studi k dresden, g takut anak terbengkalai
Terima kasih untuk komentarnya…Semoga menginspirasi siapapun yang membaca 🙂