Bedah buku – TRINITY
Pada periode 2015-2016, kepengurusan Formid melalui Divisi Pendidikan mempunyai program kerja yang telah disusun melalui berbagai agenda yang mendidik, salah satunya adalah penyelenggaraan kegiatan bedah buku. Buku yang dibedah selayaknya patut menjadi konsumsi untuk masyarakat Indonesia secara umum. Sehingga memilih topik yang umum juga menjadi satu pertimbangan tersendiri untuk memilih judul buku yang diangkat. Setelah mempertimbangkan berbagai alasan lainnya, The Naked Traveler terpilih menjadi judul buku yang dibedah. One Year Round the World Trip adalah seri terbaru dari buku The Naked Traveler. Karena seri ini memiliki 2 part, sedangkan waktu acara memang terbatas, maka bedah buku lebih dititikberatkan pada satu part saja, yaitu part kedua.
Tujuan utama dari pelaksanaan kegiatan bedah buku adalah menambah pengetahuan kepada peserta akan referensi buku terkini beserta isinya. Melalui The Naked Traveler wawasan peserta akan kepariwisataan dunia menjadi bertambah. Selain itu, bedah buku ini memberi penyegaran (bentuk baru) untuk program pertemuan Formid yang biasa dilaksanakan setiap bulan. Di sisi lain, program ini memang bertujuan pula untuk memperkenalkan Formid ke masyarakat Indonesia di luar kota sebagai satu forum di Dresden dimana eksistensinya memiliki manfaat yang bisa dirasakan juga oleh masyarakat dari luar kota di Jerman.
Acara bernama Pekan Bedah Buku Formid ini diselenggarakan pada tanggal 17 Oktober 2015 di Dresden. Panitia sengaja mengundang Trinity sebagai narasumbernya sekaligus penulis dari buku yang dibedah karena profilnya menarik dan inspiratif. Dengan gaya bahasa khasnya, Trinity bercerita tentang bagaimana dia berkeliling dunia menjangkau 22 negara secara non-stop selama satu tahun. Sedangkan sebagai totalnya, selama ini dia telah menjelajahi lebih dari 65 negara di berbagai penjuru dunia. Semua berawal semenjak dia beralih profesi menjadi seorang full-time traveler, yang awalnya adalah seorang “mbak-mbak kantoran”. Asam garam perjalanan tentu telah banyak dirasakannya sebagai seorang traveler. Berbeda dengan traveler lain pada umumnya yang perlu repot membawa kopor untuk perjalanan lama dan jauh, dia hanya perlu membawa satu tas backpack, khas ala backpacker profesional. Jika pada umumnya orang Indonesia jalan-jalan maksimum dua minggu, Trinity jalan-jalan selama satu tahun penuh!
Secara khusus ada banyak cerita unik yang Trinity sampaikan di acara tersebut, tentang bagaimana dia bertamu ke rumah Bob Marley di Jamaika hingga dia diving di gua suku maya di Meksiko. Dia juga merasakan perjalanan yang mendebarkan saat menyusup ke pusat kartel Kolombia, hingga cerita saat dia meluncur di air terjun Guatemala. Dalam satu tahun, menginap di berbagai hostel, dipaksa cepat beradaptasi dengan berbagai tempat serta bahasa yang asing di telinga, naik bus dengan bermacam kondisi, sampai pada hal-hal yang kecil seperti mengatur makanan dan uang sehemat mungkin, tentu bukan menjadi perkara mudah.
Melalui apa yang disampaikan pembicara, peserta dapat belajar tentang bagaimana menjadi seorang traveler yang baik, do’s and dont’s saat traveling, serta tentang wawasan baru akan budaya dan pariwisata suatu negara. Tentu ini menjadi sangat bermanfaat untuk banyak orang Indonesia yang ada di Eropa (khususnya di Jerman) yang mempunyai hobi jalan-jalan. Tidak hanya itu, topik pariwisata Indonesia -yang diangkat dari bukunya The Naked Traveler, Across the Indonesian Archipelago– juga sempat diulas sedikit oleh Trinity. “Bagaimanapun, dari seluruh negara yang pernah saya kunjungi, Indonesia adalah tempat terbaik untuk traveling,” katanya. Singkat tapi mengena. Entah tertuang dalam buku serinya itu atau tidak, kalimat semacam ini yang terlontar dari seorang pengelana keren seperti Trinity, bisa jadi membius wisatawan asing untuk datang ke Indonesia. Lebih edukatif lagi, dia juga berbagi tips-tips menjadi seorang penulis best seller.
Selama kurang lebih 2,5 jam, acara berjalan lancar dengan dimoderatori oleh Nur Alfi Ekowati, yang juga sekaligus ketua panitia. Acara pembuka juga begitu apik dan memukau dengan tampilnya Berlian yang membacakan sajak puisi traveling, dan AGT35 (Adrian, Bunga, Satya) – vocal group baru di Dresden yang kala itu sengaja ditampilkan perdana di bedah buku. Suksesnya acara juga dapat dinilai dari hadirnya para peserta yang antusias dan jumlahnya cukup memenuhi target, yaitu sebanyak 42 orang dari berbagai kota di Jerman (jumlah total 61 orang dengan panitia). Semua ini juga tidak terlepas dengan adanya M. Fahlesa Fatahillah sebagai koordinator acara pada “hari H”, serta kontribusi kawan panitia lainnya dari berbagai divisi.
Berikut adalah video dokumentasi acara bedah buku Formid, “The Naked Traveler”.
Oleh: Nur Alfi Ekowati
Foto dan Video: Khairina Permatasari S. dan Benny Setyaji
2 Responses
Keren…
terima kasih 🙂