Berkuliah sambil Bekerja di Dresden
Kuliah dan bekerja, dua hal yang sama-sama berat untuk dijalani. Terlebih jika kita tidak mengetahui dimana seharusnya prioritas kita ditempatkan. Ada kala nya dimana kita harus tetap berjuang, ada kala nya juga dimana kita dipaksa menyerah dan mengikuti alur yang sudah ditetapkan-Nya.
Jerman membuka kesempatan untuk para mahasiswa asing menyambi bekerja semasa kuliah dengan waktu yang terbatas. Mahasiswa asing hanya diperbolehkan bekerja part time dengan gaji maksimal sebanyak 450€ per bulan atau bekerja full time maksimal selama 4 bulan dalam 1 tahun. Jerman mengkondisikan waktu part time sesuai dengan kebutuhan para mahasiswa nya supaya mereka bisa menyeimbangkan antara hak dan kewajiban mereka.
Bagi saya pribadi, bekerja dikala kuliah sudah menjadi kewajiban tersendiri demi bertahan hidup di kota Dresden tempat saya menimba ilmu sekarang. Sudah empat tahun berlalu semenjak saya “dipaksa” untuk bertahan hidup di kota Dresden ini dengan hasil jerih payah sendiri tanpa bantuan dari orang tua. Rutinitas saya sehari-hari menjadi lebih berwarna dengan menyelipkan jadwal kerja di sela-sela jadwal kuliah dan belajar mandiri saya.
Kembali ke masalah prioritas, tidak sedikit kendala yang saya hadapi ketika harus memilih antara bekerja atau kuliah. Kebanyakan dari kita pasti tidak akan berpikir dua kali untul memilih kuliah sebagai prioritas. Saya pun demikian, sampai di titik dimana saya harus berhadapan dengan realita hidup yang sebenarnya.
Sering sekali saya dihadapkan oleh dilema antara libur beberapa hari yang bisa dipakai untuk belajar, atau bekerja selama beberapa hari yang hasilnya bisa dipergunakan untuk biaya hidup atau untuk keluarga di Indonesia. Terkadang mau tidak mau saya harus bekerja selama 7 hari berturut-turut karena harus mencari tambahan ekstra untuk uang kuliah padahal ada dua ujian yang harus saya hadapi 2 minggu lagi (beruntung saya lulus ujian nya). Bahkan sempat saya menghubungi manajer di tempat saya bekerja untuk meminta jadwal kerja lebih karena jam kerja saya tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan saya selama satu bulan, dengan resiko kembali kehilangan separuh waktu belajar.
Kuliah sambil bekerja memberikan saya pelajaran luar biasa tentang arti bersyukur dan berterima kasih. Baru terasa sekarang bagaimana susah nya mencari uang, membuat saya begitu bersyukur kepada Allah SWT terhadap apa yang saya dapat sampai ke setiap suapan yang masuk ke mulut saya. Selain itu, rasa bahagia yang belum pernah saya rasakan sebelumnya baru terasa sekarang ketika sedikit yang saya hasilkan menjadi manfaat yang besar untuk keluarga saya di Indonesia
Bagi mereka yang orang tua nya masih mampu membiayai, saya tidak menyarankan untuk bekerja sambil kuliah, karena susah mengatur waktu antara kuliah dengan kerja. Terlebih lagi dikala waktu mendekati ujian. Namun bagi mereka yang ingin mandiri, kuliah sambil bekerja merupakan sebuah tantangan tersendiri yang bisa menjadi sumber pengalaman yang berguna untuk persiapan mental kedepannya. Karena bagaimanapun, kita tidak bisa selamanya bergantung kepada kedua orang tua kita. Selain itu, bekerja juga merupakan salah satu alternatif untuk mengasah kemampuan berbahasa Jerman yang cukup efektif, mengingat tidak sedikit dari kita yang cenderung pasif berbahasa Jerman.
Untuk di Dresden sendiri, kita harus sedikit jeli mencari peluang kerja yang terkadang terlewat begitu saja. Biasanya beberapa restoran memasang iklan lowongan pekerjaan di depan restoran mereka. Di setiap kampus, terdapat sejenis Mading Mahasiswa yang juga seringkali terdapat lowongan pekerjaan sebagai studentische Hilfskraft (tenaga kerja mahasiswa) yang sering dibutuhkan oleh dosen-dosen untuk membantu riset mereka. seperti Alternatif lain, para mahasiswa bisa mendatangi agen-agen kerja yang tersebar dimana-mana. Agen-agen ini adalah penyalur resmi tenaga kerja yang dibutuhkan oleh perusahaan-perusahaan besar seperti pabrik, hotel, perusahaan Catering dll.
Khusus mahasiswa TU Dresden, terdapat kantor yang bernama STAV Dresden yang bekerja sama dengan banyak agen untuk memudahkan mahasiswa TU Dresden mencari pekerjaan. Mereka tinggal mendatangi kantor STAV dan memilih jenis pekerjaan yang saat itu sedang tersedia dan terpampang di pintu masuk STAV .
Alternatif yang paling umum bisa menggunakan internet. Website seperti jobmensa.de atau kijiji.de sering menyediakan lowongan pekerjaan asalkan kita mau jeli dan agak sabar mencari.
Banyak perusahaan di Jerman merekrut tenaga kerja baru dari mahasiswa-mahasiswa di Universität atau Fachhochschule yang nantinya bisa bekerja langsung di perusahaan mereka setelah lulus kuliah. Pekerja ini disebut Werkstudent. Werkstudent bekerja setidaknya 20 jam per minggu atau bekerja fulltime selama liburan semester tanpa mengesampingkan studi mereka. Biasanya mahasiswa asing mengambil kesempatan menjadi Werkstudent dengan alasan jenis pekerjaan yang sesuai dengan bidang mereka atau karena faktor kemungkinan bekerja yang lebih besar setelah lulus kuliah nanti.
Tentang Penulis
Penulis saat ini terdaftar sebagai mahasiswa fakultas Psikologi TU Dresden. Penulis saat ini bekerja part time di Burger King. Sebelumnya penulis pernah bekerja di Hotel, Restoran, Amazon.com dan di beberapa pabrik coklat.
Oleh: Gilang Juliansyah