Wallstraße 19, 01067 Dresden
0351-65677400
mail.formid@gmail.com

Kehidupan Menjalani Studi S1 di Dresden

Kehidupan Menjalani Studi S1 di Dresden

Momentum yang paling besar dalam hidup kita adalah mengatur dan menyusun aspek-aspek yang signifikan yang berpengaruh untuk kehidupan kita. Salah satunya adalah mengelola bagaimana melanjutkan kehidupan akademi kita di masa depan. Saat ini saya akan memberikan informasi serta tips dan trik dalam menjalani kehidupan sebagai mahasiswa S1 di Jerman, yaitu mulai dari kelulusan SMA hingga kelulusan gelar perdana untuk studi S1.

Faktor-faktor untuk melanjutkan studi di Jerman mungkin bisa berbeda dari individu ke individu. Tetapi saya yakin faktor yang paling utama di kalangan lulusan SMA adalah biaya dan kualitas. Ya, memang betul kalau kuliah di Jerman biayanya tidak begitu besar dibanding dengan negara tetangga lainnya dan kualitas lulusan universitas Jerman tidak diragukan lagi. Namun ada satu hal yang menjadi tantangan pertama bagi pelajar yang ingin menempuh pendidikan di Jerman, yaitu bahasa.

Tidak diragukan lagi bahwa sudah banyak informasi di internet mengenai tuntutan untuk mempelajari bahasa Jerman bagi pelajar Indonesia yang ingin melanjutkan kuliah di Jerman. Dan ini masih berlaku hingga hari ini. Artikel ini akan membantu rekan-rekan yang baru lulus SMA untuk memperoleh bayangan bagaimana proses untuk mendapatkan gelar S1 di Jerman. Secara kronologis artikel ini akan dimulai dengan informasi tentang sekolah bahasa (Sprachkurs). Lalu dilanjutkan dengan topik Studienkolleg dan diakhiri dengan Bachelor-Abschluss.

Sprachkurs:

Persyaratan untuk mendapat visa studi Jerman adalah mempunyai Zweck (tujuan) mengapa kita ke Jerman. Karena saya tidak menggunakan jasa agen untuk bisa sampai ke Jerman, maka semua formalitas harus saya laksanakan sendiri. Mulai dari visa hingga tempat tinggal. Saya masuk ke Jerman pertama kali dengan visa Sprachkurs. Ini adalah tipe visa yang menyatakan bahwa saya akan mulai studi di Jerman dengan persyaratan saya akan lulus tes bahasa. Di Dresden sendiri ada banyak institut-institut yang menyediakan kelas-kelas bahasa Jerman. Tentu dengan harga yang berbeda dan jadwal kelas yang tidak terkait satu sama lain. Biasanya level A1-B1 memakan waktu hampir setahun. Selepas mendapatkan sertifikat B1 ini, kita dapat melamar untuk kurs Studienkolleg sebelum ke jenjang sarjana di universitas. Menurut saya pribadi, kewajiban kita untuk bisa berbahasa jerman selama studi di Jerman adalah sesuatu yang bijak dari pemerintah Jerman. Dengan kita bisa dan fasih berbahasa jerman, kita tidak saja meningkatkan ilmu linguistik kita, tetapi juga ilmu sosial kita. Dengan bisa berbahasa jerman, kita dapat berinteraksi dengan orang lokal dan memahami kinerja dan kultur mereka. Ini sesuatu yang tidak hanya signifikan untuk tujuan akademis kita, tetapi juga untuk perjalanan karir kita, khususnya di Jerman.

Studienkolleg:

Selepas mendapatkan sertifikat B1, kita dikenakan untuk mempunyai sertifikat Feststellungsprüfung (FSP). Ini bisa kita peroleh dengan menghadiri kurs Studienkolleg yang berdurasi selama 2 semester (1 tahun). Karena saya ingin melanjutkan studi S1 saya di TU Dresden, maka saya diwajibkan untuk melaksanakan FSP tersebut dari Studienkolleg der Universität Leipzig. Studienkolleg ini tidak memakan biaya apa pun dan sebagai pelajar di Studienkolleg ini, kita juga mendapatkan kartu universitas Leipzig. Kartu ini berfungsi memudahkan kita untuk menggunakan fasilitas-fasilitas yang disediakan di universitas tersebut. But again, this comes with a price: Aufnahmetest (entrance examination). Test masuk diselenggarakan untuk murid-murid yang mendapatkan tempat di universitas-universitas seluruh Sachsen. Karena saya wajib untuk menghadiri W-kurs (kurs ekonomi), maka test masuk ini terdiri dari matematik dan deutsch (saya tidak akan membahas Aufnahmentest ini secara lebih detil, karena informasi ini dapat dilihat secara langsung di Studienkolleg terkait). Di W-kurs ini, saya belajar banyak tentang VWL/BWL (ilmu ekonomi/business), Wirtschaftsgesichte (sejarah ekonomi di Inggris dan Jerman), Informatik, Matematik dan Deutsch (Bahasa Jerman). Di angkatan saya ada sejumlah 25 mahasiswa internasional di W-kurs. Studienkolleg secara umum akan ditutup dengan ujian akhir FSP yang dapat kita gunakan untuk melamar Universitas di seluruh Jerman; a good FSP result promises an admission into universities!

Studi S1 secara umum:

Setelah kalian menyelesaikan FSP dan menerima sertifikat, kalian berhak melamar ke universitas dan lembaga tinggi lainnya di Jerman. Ingatlah, beberapa universitas memerlukan pelamar yang berasal dari luar Uni Eropa atau wilayah EEA untuk mengirim dokumen-dokumen yang diperlukan melalui UNI-Assist (I won’t go into details about it. You can look it up on the internet. That’s what they are for!).

Sebelum mengirimkan dokumen dan sertifikat yang diperlukan, kalian harus ingat dengan batas waktu aplikasi. Sebagian besar universitas memiliki tenggat waktu yang sama, namun ada juga yang tidak. Sekali lagi, batas waktu berlaku untuk masing-masing fakultas bisa berbeda. Kalau melihat proses aplikasi internal, kalian harus tahu bahwa setiap universitas memiliki sistem proses sendiri dan juga kriteria nya. Misalnya, “Eignungsfestellungsprüfung” dari TU Dresden sendiri akan melihat ijazah sekolah tinggi dan FSP untuk di pertimbangan. Berarti, semakin baik hasilnya pada kedua ijazah, maka semakin tinggi kemungkinan kalian untuk mendapatkan Letter of Admission (LOA)! Tetapi, keuntungan tersendiri ketika saya mendaftara kuliah ekonomi di TU Dresden adalah bahwa saya tidak perlu berkompetisi dengan pendaftar lainnya yang juga berasal dari Indonesia. YES, all German universities have the so-called “Länder-quote (Kuota Negara)”. Ini berarti, jika para pendaftar telah lulus persyaratan minimal aplikasi dan berasal dari negara di mana tidak ada banyak pelamar, maka kemungkinan dia mendapatkan diterima cukup besar! Jadi strategi dan waktu adalah dua faktor yang penting sekali!

Studi S1 di TU Dresden:

Pilihan saya untuk TU Dresden sebagai rumah kedua saya selama 6 semester berikutnya adalah salah satu hal yang tidak bisa saya gantikan dengan cara lain. Sebagai salah satu top 11 universitas terbaik, belajar di sini memiliki fasilitas dan keuntungan tersendiri. Salah satu keuntungannya adalah akan memiliki gelar dari lembaga yang menjanjikan dan berpotensi untuk membantu saat melamar pekerjaan. Hal yang buruk adalah bahwa perpustakaan hanya terbuka hanya sampai 12:00 tengah malam! Mengapa ini menjadi masalah? Karena, percayalah, kalian akan perlu menghabiskan banyak waktu di sana.

Harus diakui bahwa bukanlah hal yang mudah untuk studi di Fakultas ekonomi TU Dresden dengan tujuan memperoleh nilai yang bagus. Hal ini juga didukung oleh opini pribadi saya bahwa professor di universitas seperti TU Dresden tampak agak keras pada evaluasi ujian dan penilaian akhir lainnya. Jadi jangan terintimidasi jika kalian hanya mendapatkan 2.0. Sekedar informasi, rentang nilai IPK (indeks prestasi kumulatif) di Jerman adalah 1.0 hingga 5.0, dimana 1.0 merupakan nilai tertinggi sementara 5.0 adalah nilai terendah. Lain halnya dengan rentang nilai IPK di Indonesia. Oleh karena itu, jangan terintimidasi jika kalian mendapatkan 2.0 untuk nilai akhir kalian karena universitas di Jerman dan Inggris menurunkan persyaratan minimum untuk kelulusan siswa.

Selain itu, pilihan lain untuk lembaga tinggi yang tersedia di Dresden adalah HTW (Hochschule für Technik und Wirtschaft). Perbedaan mendasar dengan TU Dresden adalah bahwa lembaga tinggi ini lebih menekankan pada ilmu terapan. Perbedaan antara universitas ilmu terapan dan universitas teknik telah menjadi diskusi yang menarik untuk setiap calon mahasiswa sebelum mengambil keputusan di universitas mana mereka akan melanjutkan studinya. Pertimbangan terkait kredibilitas dari masing-masing fakultas di universitas juga menjadi hal yang menarik untuk didiskusikan.

Fakultas Ekonomi:

Fakultas ekonomi memang fakultas yang cukup baru di TU Dresden jika dibandingkan dengan fakultas lainnya seperti fakultas teknik mesin, fakultas kimia dll. Tetapi yang saya suka dengan fakultas ekonomi di sini adalah kolaborasinya dengan universitas-unversitas lainnya baik di dalam Eropa ataupun di luar Eropa. Saya sendiri tidak menyia-nyiakan kesempatan ini dan langsung mengambil kesempatan untuk melakukan program exchange di luar jerman dengan bantuan dari Erasmus selama 5 bulan. I have to say, this is one heck of an experience! Highly recommended!

Internship

Salah satu modul di bidang S1 Ekonomi adalah internship di perusahaan minimal selama 6 minggu. Biasa nya mahasiswa di fakultas ekonomi melakukan program praktikum mereka (magang) di perusahaan sesuai dengan bidang spesialisasi mereka. Di fakultas ekonomi sendiri telah menyediakan platform untuk networking antara TU Dresden dan perusahaan-perusahaan yang sedang mencari mahasiswa untuk lowongan magang mereka. Persyaratan umum untuk melakukan kegiatan magang di perusahaan-perusahaan tersebut adalah fasih dalam berbahasa Inggris maupun Jerman, minimal sudah di semester 4 dan last but not least, sedang mengambil spesialisasi yang relevan dengan posisi magang tersebut.

Student Organizations

Mahasiswa fakultas ekonomi dapat bergabung dengan klub-klub atau organisasi yang cukup menarik dan relevan ke bidang nya. Mulai dari klub sport sampai dengan organisasi sosial lainnya. Yang paling penting untuk berpartisipasi di dalam organisasi-organisasi tersebut adalah komitmen dan fleksibilitas.

Career Opportunity

Peluang dan perspektif kerja setelah lulus S1 dari TU Dresden bisa dikatakan masih agak skeptikal. This would be the case, kalau kita mencari kerja di Jerman. Ini disebabkan oleh pola pikir kebanyakan orang-orang Jerman yang cenderung untuk menyelesaikan program studi mereka (dari S1 sampai S2) secara langsung dan berurutan. Mungkin akan agak berbeda kalau kita melamar kerja di tanah air yang disebabkan paradigma secara umum bahwa fresh grads di Indonesia ingin menambahkan pengalaman di bidang pekerjaan sebelum melanjutkan program S2 mereka.

Master Application

Untuk melanjutkan program S2 di Jerman setelah S1, murid-murid dikenakan untuk apply sesuai dengan deadline yang tertera di website universitas yang dinginkan. Biasanya, karena kita telah memperoleh sertifikat S1 di Jerman, deadline tersebut agak dipanjangkan oleh karena waktu yang tidak diperlukan untuk proses penyetaraan jikalau kita mempunyasi sertifikat S1 dari Indonesia. General requirements untuk dapat melanjuktan program S2 adalah untuk mempunyai GPA (Abschlussnote) lebih bagus dari 2.5. Saya tidak tahu persis kalau ini applicable hanya buat applicants berwarganegara Jerman atau juga applicants dari negara lain. Setelah mengirim semua dokumen-dokument yang diperlukan, internal application process akan dilakukan di universitas-universitas tersebut. Biasanya applicants diperlukan untuk mengambil “Zugangstest” atau bisa disebut test masuk tambahan. Ini biasanya, merangkul topik-topik yang berwenang dengan master program yang kita inginkan. Selanjutnya, kita juga perlu membuat motivation letter, surat rekomendasi dari professor, CV, dan juga sertifikat kemampuan bahasa inggris. Semua persyaratan yang tertera di atas mungkin agak berbeda dari universitas-universitas, jadi lebih baiknya kalian lihat lebih detail di setiap website universitas yang kalian inginkan!

Demikian yang dapat saya sampaikan terkait pengalaman saya sebagai mahasiswa S1 di TU Dresden. Saya harap hal ini telah menjawab semua pertanyaan dasar tentang bagaimana memilih langkah berikutnya sebagai akademisi. All the best for your application and future study!

bachelor4        bachelor2

Bergaul dan lebih dekat dengan komunitas internasional di Dresden

bachelor1

Kelompok pelajar Indonesia di Dresden, baik S1 maupun S2

Oleh: Fajri Afrianto

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *