Perayaan HUT RI Ke-71
Merdeka!
“Tujuhbelas Agustus tahun empat lima, itulah hari kemerdekaan kita. Hari merdeka, nusa dan bangsa, hari lahirnya bangsa Indonesia. Mer-de-ka! Sekali merdeka tetap merdeka! Selama hayat masih dikandung badan. Kita tetap setia, tetap setia, mempertahankan Indonesia. Kita tetap setia, tetap setia, membela negara kita”.
Siapa yang tidak tahu lagu ciptaan H. Mutahar ini? Dari kecil kita sudah “disuruh” untuk menghafalkan lagu ini. Salah satu lagu nasional yang sering dinyanyikan saat upacara hari kemerdekaan Republik Indonesia. Baik upacara di sekolah, kantor bupati, balaikota, bahkan istana negara sekalipun. Biasanya setelah upacara bendera akan dilangsungkan berbagai acara di lingkungan warga, baik itu lomba, pentas seni, bazar, dan acara menarik lainnya. Perlombaan-perlombaan seperti makan kerupuk, balap karung, memasukkan pensil kedalam botol, memasukkan belut kedalam botol, bahkan panjat pinang dengan hadiah-hadiah yang menarik menjadi kegiatan yang paling ditunggu-tunggu oleh kita semua di hari kemerdekaan ini. Sesuatu yang sulit untuk didapatkan ketika kita jauh dari rumah.
Beribu- ribu kilometer dari tanah air, kami masyarakat Indonesia yang sedang berada di Jerman pun tak ketinggalan untuk ingin merasakan euforia kemerdekaan. Bahkan beberapa masyarakat Indonesia yang ada di kota-kota seperti Halle, Leipzig, Dresden dan lainnya sampai rela jauh-jauh ke Berlin untuk mengikuti upacara peringatan hari kemerdekaan Republik Indonesia di KBRI Berlin. Jauh dari kampung halaman tidak membuat kami kehilangan rasa nasionalisme kami tentunya.
Beberapa PPI (Perhimpunan Pelajar Indonesia) di berbagai kota di Jerman mengadakan kegiatan 17an. Tentu Formid tidak mau ketinggalan. Sebagai salah satu program kerja dari divisi Kreatifitas yang bekerjasama dengan divisi Olahraga dan Konsumsi, para pengurus Formid pun mengadakan rapat untuk merencanakan kegiatan “17an” supaya berjalan menarik dan seru. Setelah berunding, para pengurus Formid menetapkan kegiatan akan diadakan pada tanggal 27 Agustus 2016 (mengingat beberapa anggota Formid masih mengikuti ujian semester. Ya, kami tidak libur) bertempat di Großer Garten, salah satu tempat yang menarik untuk dikunjungi di Dresden. Para pengurus juga menentukan berbagai macam perlombaan, baik untuk anak-anak maupun untuk orang dewasa. Kegiatan yang juga sebagai pertemuan bulanan anggota Formid ini dibuka oleh ketua Formid, Bobby Rio. Acara pun dilanjutkan dengan pembagian kupon jalan sehat yang dikoordinir oleh divisi Olahraga Formid yang nantinya dapat diundi untuk mendapatkan berbagai macam doorprize yang menarik, dan dilanjutkan dengan penghormatan kepada bendera merah putih sambil menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya. Merinding rasanya menyanyikan lagu Indonesia Raya di negara orang. Mungkin ini yang dirasakan para atlet ya?
Setelah jalan sehat dan menikmati suguhan bubur kacang ijo, akhirnya sampailah ke acara yang ditunggu-tunggu: perlombaan untuk anak-anak. Sebelumnya ada pembagian doorprize tahap pertama. Diluar dugaan ternyata anak-anak sangat antusias mengikuti berbagai perlombaan demi perlombaan seperti memasukkan pensil ke dalam botol, lomba balap kelereng, dan lomba membawa balon. Teriakan untuk memberi semangat dari para orangtua dan juga teriakan kemenangan dari anak-anak turut membuat suasana menjadi lebih meriah.
Setelah perlombaan untuk anak-anak selesai, maka dilanjutkan dengan perlombaan untuk orang dewasa. Ternyata para orang dewasa juga sangat antusias untuk mengikuti lomba yang diadakan. Lomba-lomba untuk orang dewasa antara lain: memasukkan pensil ke dalam botol dengan mata tertutup, estafet kelereng, make up, dan balap karung. Lomba pertama adalah memasukkan pensil ke dalam botol dengan mata tertutup, dengan jumlah peserta 5 orang dan masing-masing memiliki penuntun. Meskipun dalam keadaan mata tertutup, para peserta ternyata cukup lihai dalam memasukkan pensil tersebut. Setelah itu giliran para penuntun yang harus memasukkan pensil ke dalam botol, juga dengan mata tertutup. Lalu didapatkan 2 peserta terbaik, dan bertanding di babak final. Babak final sendiri berlangsung sangat seru dan cukup membuat penonton gregetan. Setelah perlombaan pertama, kegiatan dilanjutkan dengan makan siang bersama dengan menu ayam bakar + mie bihun. Beruntungnya Formid memiliki para “juru masak” yang handal. Makanan yang sangat enak dengan udara terbuka adalah kombinasi yang cukup membuat keakraban terasa di antara anggota Formid. Sembari makan, diumumkan pula pemenang doorprize tahap kedua.
Acara pun dilanjutkan dengan perlombaan-perlombaan lainnya seperti estafet kelereng. 1 tim sendiri terdiri dari 3 orang. Awalnya kami para pengurus Formid berpikir kalau para peserta akan kesulitan, karena harus mengoper kelereng dengan sendok yang digigit di mulut. Namun ternyata ketangkasan para peserta sangat teruji dan mereka mampu mengumpulkan kelereng dengan jumlah yang cukup banyak, meskipun waktu yang diberikan cukup singkat.
Perlombaan kembali dilanjutkan setelah kami mendapatkan pemenang dari estafet kelereng. Perlombaan berikutnya adalah make up. Disini para peserta dibagi menjadi 4 regu, satu regu berisikan 2 anggota, 1 perempuan dan 1 laki-laki. Para wanita ditutup matanya, dan mereka harus merias para pria dengan perlengkapan seadanya seperti lipstik dan bedak. Awalnya para pengurus mengira para pria tidak ada yang mau mengikuti perlombaan ini dengan alasan malu dan lain-lain. Tapi ternyata respon yang didapat cukup positif. Beberapa pria mau “merelakan” wajahnya untuk dirias. Perlombaan yang seru dan cukup membuat para penonton tertawa terbahak-bahak ini dimenangkan oleh Nurul dan Okta. Perlombaan terakhir adalah lomba balap karung, mengingat hari sudah semakin sore. Jangan salah sangka, kami tidak benar-benar menggunakan karung, melainkan plastik sampah berukuran besar. Meskipun begitu antusiasme para peserta yang semuanya laki-laki ini sangat besar. Terbukti dengan banyaknya peserta yang mau mengikuti perlombaan ini, meskipun dengan perut kekenyangan.
Pukul 15:30 acara ditutup dengan pembagian hadiah bagi para pemenang, bingkisan untuk anak- anak dan juga doorprize utama yaitu voucher belanja di salah satu supermarket. Meskipun dalam persiapannya terdapat berbagai macam kendala seperti tidak lengkapnya alat-alat yang mau digunakan, yang berdampak pada kurangnya variasi perlombaan, dan juga beberapa anggota Formid yang tidak dapat hadir karena pekerjaan atau sedang berada di Indonesia, namun hal tersebut tidak menghalangi kami untuk turut serta merayakan hari kemerdekaan Republik Indonesia yang ke-71. Karena yang terpenting bagi kami adalah belajar dan bekerja segiat-giatnya agar kelak dapat mengharumkan nama Indonesia dan dapat kembali ke tanah air untuk bersama membangun Indonesia.
Salam dan doa dari kami, masyarakat Indonesia pinggiran sungai Elbe.
Oleh: Raymondus Kefi
TENTANG PENULIS:
Raymondus Kefi (21), yang memiliki darah campuran (Timor-Jawa) saat ini menempuh studi jurusan Maschinenbau (teknik mesin) di TU Dresden semester 3. Penulis menyelesaikan pendidikan sekolah dasar dan sekolah menengah pertama di YPPSB Sengata, Kalimantan Timur, dan sekolah menengah atas di SMAK St. Albertus Malang, Jawa Timur. Penulis sedang berjuang untuk gelar B.Sc (dan berjuang mencari cinta sejati).