Wallstraße 19, 01067 Dresden
0351-65677400
mail.formid@gmail.com

Studi S2 dan Tinggal Bersama Keluarga di Dresden dengan beasiswa DAAD

Studi S2 dan Tinggal Bersama Keluarga di Dresden dengan beasiswa DAAD

Melanjutkan pendidikan di luar negeri bagi sebagian besar orang merupakan impian dan cita-cita yang ingin dicapai. Namun tidak sedikit dari mereka yang merasa belum sanggup melaksanakannya karena dihadapkan pada situasi yang sulit, yaitu pilihan meninggalkan keluarga di tanah air atau mengajak serta keluarga. Setiap pilihan yang diambil tentunya memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Pada saat seseorang telah mengambil keputusan untuk mengajak serta keluarga, banyak hal yang perlu dipersiapkan untuk memenuhi persyaratan visa kumpul keluarga dari pemerintah Jerman. Hal utama yang perlu diperhatikan adalah besaran pendapatan dan tempat tinggal. Sumber utama pendapatan seorang mahasiswa yang kuliah di luar negeri umumnya berasal dari beasiswa, yang menjamin biaya hidup termasuk tuition fee, biaya kuliah dan akomodasi. Jumlahnya pun sangat bervariasi berkisar antara 750 € sampai 1000 € , tergantung penyandang dana beasiswa. Jumlah ini bisa dikatakan cukup besar untuk biaya hidup mahasiswa yang belum berkeluarga alias masih single. Namun lain halnya dengan mahasiswa yang sudah berkeluarga dan mengajak serta keluarganya. Nah saya salah satu orang yang beruntung bisa mengajak serta keluarga untuk dapat tinggal bersama di Jerman dan dibiayai oleh DAAD.

DAAD (Deutscher Austauschdienst) atau Dinas Pertukaran Akademik Jerman adalah sebuah lembaga pemberi informasi dan beasiswa kepada mahasiswa S2, S3 dan postdoctoral untuk menimba ilmu ataupun melakukan penelitian di Jerman. DAAD sendiri menyuguhkan banyak sekali program-program beasiswa, salah satunya adalah program Development-Related Postgraduate Courses (EPOS). Program EPOS ini merupakan beasiswa jangka panjang (studi penuh di Jerman) untuk S2 dan S3. Penerima beasiswa program EPOS ini mendapatkan tunjangan biaya perjalanan pulang pergi Indonesia-Jerman-Indonesia, kursus bahasa Jerman di Indonesia (belajar online) dan di Jerman (biasanya di Goethe Institut), tunjangan hidup berupa uang saku bulanan, tunjangan biaya studi dan penelitian, asuransi kesehatan serta yang tak kalah penting adalah tunjangan keluarga (suami/istri dan setiap anak penerima beasiswa menerima tunjangan berkisar 180 € sampai dengan 250 € per bulan). Besaran beasiswa dan tunjangan keluarga ini sudah cukup bisa memenuhi segala kebutuhan hidup selama di Jerman, bahkan kalau ada sisa bisa juga untuk ditabung atau untuk sosial. Namun tergantung juga bagi setiap individu, apabila pendapatan dari beasiswa dirasa kurang, mahasiswa dapat mencari pekerjaan sambilan baik formal maupun non formal, tentunya harus sesuai dengan ketentuan yang tercantum di visa (biasanya mahasiswa diperbolehkan untuk bekerja full day selama 120 hari dalam setahun).

Sebelum mengajak keluarga untuk tinggal bersama di Jerman, para mahasiswa perlu mempersiapkan beberapa hal penting selain jaminan keuangan, yaitu:

1. Tempat tinggal (Wohnung)

Mempunyai tempat tinggal yang layak merupakan salah satu syarat utama pengajuan visa kumpul keluarga. Mahasiswa yang ingin mengajak keluarga untuk tinggal bersama di Jerman harus mempunyai tempat tinggal dengan luas minimal sebesar 12 m²/orang. Maksudnya adalah jika mahasiswa tsb membawa keluarga yang terdiri dari suami/istri dan seorang anak, maka dia memerlukan tempat tinggal dengan luas minimal 36 m², dengan 2 orang anak luas tempat tinggal minimal 48 m² dan seterusnya. Para mahasiswa harus mendaftarkan permohonan untuk bisa mendapatkan tempat tinggal (Wohnung) secepatnya, karena masa tunggu untuk medapatkan Wohnung sangat lama, apalagi misal mencari Wohnung di awal-awal semester. Masa tunggu berkisar antara 2 minggu sampai 1 tahun tergantung dari daftar tunggu dan ketersediaan tempat. Menurut pengalaman, setelah resmi menjadi mahasiswa, saya langsung mendaftarkan permohonan tempat tinggal untuk keluarga di Studentenwerk (sekitar awal Oktober untuk mulai menempati Wohnung di Januari tahun berikutnya), setelah 3 minggu saya mendapatkan surat dari Studentenwerk bahwa saya mendapatkan Wohnung untuk keluarga dengan luas 56 m². Saya termasuk beruntung mendapatkan Wohnung yang cukup luas untuk dihuni 3 orang dengan harga sewa mahasiswa J. Untuk Tempat tinggal di Dresden biaya sewanya berkisar antara 200 € – 600€ tergantung dari seberapa luas dan tipe Wohnung. Setelah mendapatkan kabar kepastian tempat tinggal, saya membuat janji untuk tanda tangan surat kontrak di Studentenwerk dan bertemu dengan Hausmeister untuk serah terima kunci rumah. Nantinya surat sewa Wohnung (Mietvertrag) yang asli dilampirkan pada saat pengajuan visa kumpul keluarga di Kedutaan Besar di Indonesia, jadi saran saya pastikan Surat Kontrak Wohnung aman sampai di tangan suami/istri yang mau mengajukan visa. Pengalaman saya dulu, Mietvertrag saya titipkan ke salah satu teman yang kebetulan sedang pulang ke Indonesia, jadi sampai di Indonesia beliau mengirim surat via Tiki atau JNE.

2. Surat Undangan & Permohonan Kumpul Keluarga

Pada saat pengajuan visa di Kedutaan Besar Jerman di Jakarta, perlu membawa surat undangan untuk suami/istri serta anak dan surat permohonan kumpul keluarga. Surat undangan biasanya berisi tentang pentingnya kehadiran keluarga dalam mendukung berbagai kegiatan selama studi di Jerman dan menyatakan berbagai persiapan yang telah dilakukan untuk menyambut kedatangan keluarga. Sedangkan surat permohonan merupakan surat formal ditujukan kepada Kedutaan Besar untuk memperoleh ijin membawa keluarga ke Jerman sebagai salah satu pendukung keberhasilan studi. Jika mahasiswa adalah penerima beasiswa biasanya hal ini akan jauh lebih mudah karena mereka mendapat surat resmi tersendiri dari pemberi beasiswa dan sudah dicap stempel asli.

3. Surat Ijin Tinggal (Resident Permit)

Biasanya syarat bagi mahasiswa yang ingin mengajak keluarga untuk tinggal di Jerman adalah minimal harus memiliki ijin tinggal yang berlaku lebih dari 6 bulan atau mengajukan perpanjangan terlebih dahulu.

4. Asuransi Kesehatan

Wajib hukumnya bagi siapapun yang ingin tinggal di Jerman untuk mempunyai asuransi kesehatan, begitu juga dengan anggota keluarga. Bagi penerima beasiswa DAAD, mereka mendapatkan asuransi gratis dari DAAD begitupula dengan anggota keluarga yang diajak. Biasanya surat „sakti“ dari DAAD sudah mencakup semuanya, sehingga suami/istri ketika mengajukan visa, tinggal menunjukkan surat „sakti“ tsb di Kedutaan Besar Jerman.

5. Kemampuan Bahasa Jerman Suami/Isteri

Pada saat pengajuan visa, suami/Istri yang diundang biasanya harus mempunyai kemampuan dasar bahasa Jerman yang dibuktikan dengan sertifikat A1. Jika pengundang adalah penerima beasiswa DAAD, maka sang suami/istri bisa belajar A1 di Jerman. Para penerima beasiswa DAAD juga diberi tunjangan kursus bahasa bagi suami/istrinya.

6. Kinderbetreuung

Kinderbetreuung adalah pengasuhan anak. Pemerintah Jerman sangat memperhatikan pendidikan maupun pengasuhan anak yang tinggal di Jerman. Terlepas apakah anak tersebut adalah warga negara Jerman atau orang asing, karena sangat penting untuk mendapatkan tempat penitipan anak bagi mahasiswi dengan balita sebagai jaminan bahwa kehadiran anak telah mendapat tempat yang baik dan tidak terlantar. Tetapi hal itu bukan menjadi persyaratan utama, jika mahasiswi tsb juga mengajukan ijin tinggal untuk suami, karena bisa diasumsikan bahwa anak bisa tinggal bersama ayahnya di rumah selama ibunya kuliah.

7. Surat Keterangan Sehat

Surat Keterangan Sehat ini merupakan jaminan bahwa keluarga yang diundang tidak memiliki penyakit menular, terutama anak-anak. Surat keterangan sehat ini bisa diajukan di Rumah Sakit di Indonesia dengan ditandatangani oleh dokter dan cap stempel Rumah Sakit. Para penerima beasiswa sudah mendapatkan format surat tsb dalam bentuk formulir dan nantinya tinggal diisi dan ditandatangani oleh dokter dan Rumah Sakit di Indonesia. Jika anak-anak masih balita, sebaiknya orang tua menyiapkan KMS (Kartu Menuju Sehat) untuk melanjutkan imunisasi yang diperlukan oleh anak ketika di Jerman.

8. Akte Kelahiran Anak & Akte/Surat Nikah

Akte Kelahiran Anak & Akte/Surat Nikah yang asli dan terjemahan harus dilampirkan dan ditunjukkan pada waktu pengajuan visa, serta dibawa untuk keperluan di Jerman, contohnya pada saat anak mendaftar sekolah dsb. Untuk Akte Kelahiran dan Surat Nikah yang sudah diterjemahkan harus dilegalisir di Kemendagri, Kemenkumham dan Kedutaan. Kalau Akte Kelahiran Anak juga sebelumnya harus dilegalisir di Kantor Catatan Sipil, sedangkan Surat Nikah harus mendapatkan legalisasi di Departemen Agama.

Semua persyaratan yang telah disebutkan di dalam website Kedutaan Jerman sebaiknya dipersiapkan dalam satu berkas terdiri dari asli dan duplikat. Dokumen tambahan lain sebaiknya dibawa terpisah dan ditunjukkan apabila diperlukan. Permohonan visa keluarga yang sudah lengkap akan dikirim ke pemerintah Jerman di daerah atau kota yang dituju untuk dievaluasi kembali. Persetujuan dan pengeluaran visa keluarga biasanya memerlukan waktu sekitar 6 minggu sampai 6 bulan, tergantung dari hasil evaluasi.

Setelah melalui serangkaian proses persiapan kumpul keluarga di Jerman dan akhirnya keluarga sampai di Jerman, masih ada beberapa hal lagi yang harus dilakukan, seperti misalnya: daftar diri di Kantor Imigrasi kota tempat tinggal, daftar diri di KBRI, daftar sekolah untuk anak-anak, daftar kursus bahasa bagi suami/istri. Dan proses orientasi kota dan adaptasi budaya bagi suami/istri, supaya tidak terkena culture schock yang juga tidak kalah penting, karena di sini semua hal dilakukan sendiri dan harus saling membantu.

Menjadi penerima beasiswa S2 dari DAAD merupakan suatu keberuntungan tersendiri; pertama bisa membawa serta keluarga untuk tinggal di Jerman; kedua bisa mengikuti event-event kebudayaan gratis yang diselenggarakan oleh kampus bekerjasama dengan DAAD, misalnya jalan-jalan ke berbagai tempat di Jerman dan luar Jerman gratis bersama keluarga; ketiga mendapat tunjangan suami/istri dan anak dari DAAD (bagi yang bukan penerima beasiswa tunjangan anak juga bisa didapatkan, dengan mengajukan Kindergeld ke pemerintah Jerman); keempat para suami/istri bisa juga mempunyai kesempatan untuk melanjutkan sekolah atau studi di Jerman; kelima anak bisa mempunyai kemampuan multi lingual karena bahasa pengantar di sekolah menggunakan bahasa Jerman, dan tentunya pengalaman bersosialisasi secara international; dan masih banyak lagi hal-hal positif lainnya.

Berbicara tentang tinggal bersama keluarga di luar negeri yang jauh dari tanah air juga bukan hanya tentang hal-hal yang menyenangkan, tapi juga banyak hal yang membuat kehidupan layaknya roller coaster, jatuh-bangun sudah sering dialami, godaan sana-sini juga sering menerpa. Intinya adalah bagaimana sikap kita dalam mengahadapi berbagai permasalahan tsb. Jika dihadapi dengan sabar, pasti langkah berikutnya akan terasa lebih ringan (salam super! hehehe..)

Saya sarankan juga untuk ikut perkumpulan pelajar ataupun komunitas orang-orang Indonesia di kota tempat tinggal. Tidak hanya bisa menjalin silaturahmi dan tukar pengalaman, tetapi juga bisa saling bahu-membahu dalam hal kebaikan, misalnya membantu pindahan rumah dsb. Seperti di kota Dresden ini, saya beserta keluarga banyak sekali mendapatkan teman dan keluarga baru yang saling mengingatkan dan membantu dalam kebaikan.

Foto: Ika Widianti, mahasiswa S2 penerima beasiswa DAAD dengan

jurusan Vocational Education and Personnel Capacity Building TU Dresden, beserta suami dan anak

Oleh: Ika Widianti

2 Responses

  1. OchaSawitri says:

    Hebat ika..

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *