Wallstraße 19, 01067 Dresden
0351-65677400
mail.formid@gmail.com

Menjalani Kuliah S2 dengan Program Erasmus+ di Dresden

Menjalani Kuliah S2 dengan Program Erasmus+ di Dresden

Untuk tulisan berikut ini, kita akan mengenal lebih dekat bagaimana menjalani perkuliahan dengan beasiswa Erasmus+ selama di Dresden. Program Erasmus+ merupakan program yang sangat unik untuk studi master selama 2 tahun di minimal 2 universitas berbeda. Mahasiswa diharapkan dapat memperoleh pemahaman ilmu dari berbagai tempat dengan budaya dan aspek sosial yang berbeda selama 2 tahun tersebut. Program ini sangat menguntungkan partisipan baik dalam hal akademis dan non-akademis. Pengalaman belajar dari tenaga ahli internasional, berpindah negara, dan berteman dengan banyak orang dari berbagai bangsa adalah hal-hal yang tidak dapat ternilai harganya. Sebagai informasi, Erasmus+ merupakan nama terkini dan bentuk umum dari program Erasmus Mundus.

Berikutnya kita akan membaca penjelasan lebih detil mengenai pengalaman dari mahasiswa yang sedang berkuliah di Dresden saat ini dan mendapatkan beasiswa Erasmus+. Terdapat 3 jenis program Erasmus+ yang akan dijelaskan. Penjelasan mengenai ketiga program ini dititikberatkan pada deskripsi program tersebut, lalu bagaimana mahasiswa mengikuti kegiatan perkuliahan S2 dengan program tersebut selama di Dresden, serta bagaimana mendaftar aplikasi untuk program Erasmus+ sekaligus beasiswanya.

A. Erasmus Mundus Master of Nanoscience and Nanotechnology

Erasmus Mundus Master of Nanoscience and Nanotechnology (EMM-Nano) adalah program yang berisi pembelajaran bidang nanoteknologi. Tahun pertama program ini dilaksanakan di KU Leuven Belgia, dengan materi yang luas meliputi fisika, kimia, biologi, elektronik, dan material—semua dalam lingkup nanoteknologi. Kurikulum program ini sangat padat untuk tahun pertama dengan materi beragam serta satu kali ujian oral di akhir semester. Sebagian pengajar program EMM-Nano di Leuven memiliki keterkaitan dengan IMEC (Interuniversity Microelectronics Center), yaitu lembaga R&D dalam bidang nanoeletronik yang berlokasi di Leuven. Pada tahun kedua saya mengambil spesialisasi nanoelektronik di TU Dresden, Jerman dan mengerjakan proyek dan tesis yang berkaitan dengan biosensor. Di Dresden sendiri terdapat banyak alternatif lembaga untuk magang atau terlibat dalam proyek riset seperti Max Planck Institute, Leibniz Institute, Fraunhofer Institute, dan Helmholtz Institute.

Baik Leuven maupun Dresden merupakan kota-kota tua dengan sejarah panjang. Kedua kota tersebut memiliki banyak bangunan tua dengan gaya arsitektur yang beragam dan beberapa bangunan yang termasuk dalam World Heritage Site UNESCO. Bagi penggemar seni musik dan pertunjukan, sebagai alternatif hiburan kita dapat menonton konser, opera, atau balet di Semperoper Dresden.

Aplikasi beasiswa untuk program ini dilakukan bersamaan dengan aplikasi untuk pendaftaran program. Ada 2 macam beasiswa dengan besaran yang berbeda yang dapat dicoba oleh calon mahasiswa dari Indonesia, yaitu EU Funded Scholarships dan Consortium Scholarships. Kurang dari setengah angkatan memperoleh beasiswa tersebut dan sisanya kuliah dengan biaya sendiri atau menggunakan beasiswa lain. Sebagai contoh beberapa mahasiswa Indonesia di angkatan saya menggunakan beasiswa LPDP.

Informasi lebih lanjut mengenai program EMM-Nano dapat dilihat di link berikut ini: http://www.emm-nano.org/

akbar

Teuku Fawzul Akbar (paling kiri), mahasiswa EMM-Nano, bersama teman-temannya di saat makan bersama di Dresden

B. Erasmus Mundus Flood Risk Management

Erasmus Mundus Flood Risk Management (EMFRM) adalah program master dalam Bahasa Inggris yang bertujuan untuk mengurangi risiko banjir dengan memperhatikan penyebab, proses, pengambilan keputusan, konsekuensi secara sosio-ekonomi, dan manfaat dalam aspek ekologi dari kejadian banjir. Program ini merupakan kerjasama dari UNESCO-IHE Institute for Water Education (Belanda), Technical University of Dresden (Jerman), Technical University of Catalonia (Spanyol), University of Ljubljana (Slovenia), serta beberapa institusi ternama meliputi DHI (Denmark), Deltares (Belanda), HR Wallingford (UK), Rijkswaterstaat (Belanda), ICHARM (Jepang) dan 3 organisasi dari Bangladesh. Berbagai institusi tersebut juga turut serta menyediakan tenaga pengajar ahli dalam bidang ini.

Pulihnya kota Dresden dalam waktu yang relatif singkat setelah banjir besar yang dialami pada tahun 2002 dan 2006 menjadi salah satu alasan mengapa manajemen kota ini patut dijadikan contoh nyata di program FRM. Selain itu, kecantikan kota Dresden dengan berbagai bangunan megah bersejarah, Sungai Elbenya, dan pusat kota yang modern adalah lokasi starting point program Erasmus yang mendukung kenyamanan belajar para mahasiswa. Selama 2 tahun, setiap mahasiswa wajib berkuliah di 4 universitas/institusi; TU Dresden di semester pertama, UNESCO-IHE di semester kedua, UPC Barcelona (3 bulan) dan University of Ljubljana (2 bulan) di semester ketiga, dan lokasi semester keempat tergantung pada pilihan topik tesis (dimungkinkan juga untuk memilih perusahaan/institusi diluar yang disebutkan). Di semester kedua, tiap mahasiswa akan mengikuti field-trip ke Florida (USA) untuk mempelajari studi kasus konservasi Sumber Daya Air. Tidak hanya belajar dari USGS, field trip ini juga memberi kesempatan kepada mahasiswa untuk mengunjungi NASA Space Center.

Partisipan yang sukses dalam menjalani program master 2 tahun ini akan mendapatkan 3 gelar; Master of Science untuk Water Science and Engineering spesialisasi “Flood Risk Management” dari UNESCO-IHE, Master of Science untuk Hydro- Science and Engineering dari TU Dresden, serta Master of Science in Flood Risk Management dari UPC Barcelona. Disayangkan, untuk tahun akademik 2016-2018, beasiswa Erasmus Mundus tidak disediakan lagi untuk program ini. Calon partisipan yang ingin mengikuti dapat melakukan pendanaan secara mandiri atau mencari pendanaan lain dari luar European Union. Keterangan aplikasi dapat diakses melalui http://www.floodriskmaster.org/application-procedure.

Secara umum, dokumen yang dibutuhkan antara lain; Ijazah dalam Bahasa Inggris, transkrip dalam Bahasa Inggris, CV, surat motivasi, 2 surat rekomendasi (dari pengajar di universitas, pimpinan di perusahaan, atau ilmuwan yang dikenal secara internasional), serta hasil tes Bahasa Inggris. Syarat minimum untuk kemampuan berbahasa Inggris dapat dilihat di http://www.unesco-ihe.org/english-language-requirements. Selama 5 angkatan yang sudah berjalan, seleksi partisipan dilakukan dengan seleksi dokumen tanpa wawancara. Namun seiring berkembangnya peminat program, meskipun tidak lagi didanai EU, tidak menutup kemungkinan bahwa seleksi juga dapat meliputi wawancara.

EMFRM juga memiliki blog berisi pengalaman-pengalaman mahasiswa selama berkuliah di 4 negara –> https://emfrm4.wordpress.com/
Selamat membaca 🙂

dinya

(Dinya Amima Sara (keempat dari kiri), mahasiswa EMFRM, seusai menjalani kegiatan kuliah di Dresden)

C. European Master’s Program in Computational Logic

European Master’s Program in Computational Logic (EMCL) merupakan salah satu program master yang didanai oleh Erasmus pada bidang studi Computational Logic. Program ini merupakan bentuk kerjasama dari 4 universitas ternama di Eropa, yaitu Technical University of Dresden (Germany), Free University of Bozen (Italy), Technical University of Vienna (Austria), dan Universidade Nova De Lisboa (Portugal). Program ini juga menyertakan salah satu institusi riset ternama di Australia, yaitu NICTA yang selama ini dijadikan sebagai lembaga untuk kegiatan magang mahasiswa computational logic. Selama 2 tahun proses pembelajaran, mahasiswa akan menjalani semester pertamanya di Technical University of Dresden sebelum menempuh studi di Free University of Bozen di semester kedua. Lalu, di semester ketiga dan keempat, mahasiswa diberikan kesempatan memilih satu diantara empat universitas tersebut yang nantinya akan menjadi tempat bagi mahasiswa untuk mengerjakan thesisnya. Di setiap tahunnya, EMCL selalu mengadakan workshop tahunan yang diadakakan secara bergantian di dua tempat berbeda, yaitu Vienna dan Lisbon. Dengan mengikuti workshop ini, maka mahasiswa dari berbagai universitas dapat saling berkumpul serta bertukar ilmu dan informasi.

Computational logic adalah suatu ilmu yang memusatkan aspek teori dan praktikalnya di bidang matematika, ilmu komputer, logika, dan artificial intelligence. Dresden, sebagai kota pertama bagi mahasiswa untuk mempelajari ilmu ini, merupakan kota yang sangat cocok dan nyaman untuk mendalami theoretical research di bidang ilmu ini, baik dari sisi fasilitas maupun pengajar. Hal ini juga didukung oleh Technical University of Dresden yang memiliki research groups yang sangat kuat baik dari sisi pendanaan maupun publikasi untuk bidang sub-ilmu seperti description logic, modal logic, semantic web, dan satisifiability testing.

Aplikasi program EMCL beserta beasiswanya secara detail dapat diakses melalui link berikut: https://www.emcl-study.eu/home.html. Sayangnya, untuk periode 2016-2018, aplikasi beasiswa untuk program ini ditiadakan dan sedang diusahakan untuk diadakan kembali di periode berikutnya. Calon partisipan juga dapat memperoleh beberapa beasiswa dari dalam negeri untuk mengikuti program ini. Opsi lain untuk mendapatkan beasiswa di bidang ini juga dapat melalui salah satu program Erasmus+ Action 2, yaitu Swap and Transer. Swap and Transfer merupakan salah satu program khusus dari Erasmus+ yang memungkinkan mahasiswa untuk menjalani perkuliahan di satu universitas saja, sebagai contoh hanya di Dresden, selama 2 tahun dengan skema keuangan dan pembelajaran yang sama seperti program Erasmus+ lainnya. Informasinya dapat diakses melalui link berikut http://www.swap-transfer.eu/. Proses pendaftaran untuk kedua jenis beasiswa ini juga sama seperti umumnya, yaitu mengumpulkan motivation letter, recommendation letter dari minimal 2 dosen atau professor, CV, transkrip, dan TOEFL/IELTS.

emcl

(4 mahasiswa computational logic asal Indonesia (Alfi, Ismail, Adrian, dan Satya) di Welcoming Session EMCL di Dresden)

Jika ingin mengetahui informasi terkini mengenai jenis-jenis program Erasmus+ lainnya, teman-teman dapat mengunjungi grup Facebook: https://www.facebook.com/groups/erasmus.mundus.indonesia/

atau melalui blog wordpress berikut ini: https://emundus.wordpress.com/

Ditulis oleh: Adrian Nuradiansyah, Dinya Amima Sara, dan Teuku Fawzul Akbar

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *